Mudik lebaran, sebuah fenomena masyarakat indonesia yang terjadi tiap tahun. Beribu-ribu bahkan berjuta-juta masyarakat dari kota besar (khususnya jakarta) meninggalkan kota tempat dimana ia mengais rezeki. Mulai dari masyarakat ekonomi bawah sampai dengan masyarakat kalangan ekonomi atas. Pada saat mudik lebaran inilah kota jakarta yang biasanya padat mendadak menjadi lengang. Tidak ada kemacetan dimana-mana, berkebalikan dengan pada saat hari-hari biasa. Hal ini membuktikan bahwasanya sebenarnya penduduk asli jakarta hanya sedikit, mayoritas adalah penduduk daerah yang kemudian hijrah ke jakarta. Dan hal ini juga membuktikan bahwa sebenarnya Jakarta dibangun oleh orang-orang daerah.
Mudik lebaran di Indonesia juga telah menjadi sebuah fenomena budaya. Mudik sekan-akan menjadi sebuah puncak ritual tahunan masyarakat Indonesia. Selama beberapa bulan kita berjuang mengais rezeki di ibu kota, yang kemudian ditumpahkan di kampung halaman ketika mudik lebaran. Ketika pulang ke kampung halaman, masyarakat desa seolah-olah melihat bahwa seseorang yang pulang dari ibu kota adalah profil yang sukses, bisa berpenampilan wah khas ibukota, dan tentunya membawa uang dalam jumlah yang banyak meskipun di ibu kota hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga ataupun di pabrik misalnya. Hal-hal seperti inilah yang membuat masyarakat desa “tertarik” untuk pergi ke ibukota.
Bagi sebagian orang, mudik lebaran adalah segala-galanya dan menjadi sebuah keharusan. Berlebaran di kampung halaman adalah harus. Akan sangat kebingunan jika tiket mudik lebaran sebelum hari H telah habis terjual. Akan sangat bersedih jika tidak dapat melakukan sholat ied di kampung halaman. Sehingga beranggapan tidak ada gunanya mudik setelah hari H. Benarkah itu ? ah tidak juga, karena saya sendiri insya alloh mudik pada hari H (13 Oktober) .
Dari sisi ekonomi, terjadi fenomena perpindahan uang yang bisa mencapai trilyunan rupiah dari kota ke daerah yang dalam hal ini bisa memicu perkembangan ekonomi di daerah. Momen inilah yang selayaknya digunakan masyarakat daerah untuk mengembangkan potensinya.
Keuntungan yang besar dinikmati oleh perusahaan jasa transportasi umum, seperti PT. Kereta Api misalnya. Jutaan lembar tiket habis terjual jauh hari sebelum lebaran. Jika dengan tarif normal saja PT. KAI sudah untung karena telah habis terjual, pada masa lebaran ini ditambah dengan kenaikan tarif atau yang disebut tuslah yang tentunya akan menjadikan jauh lebih untung. Pengelola jasa trasnportasi lainnya yang mengeruk banyak keuntungan adalah pengelola jasa transportasi udara. Tarif pesawat sudah dipastikan naik 2x lipat. Namun tidak hanya pengelola jasa trasnportasi umum saja yang untung, pengelola jasa telekomunikasi selular ataupun PSTN dengan tawaran-tawaran fasilitas yang semakin memanjakan pelanggannya juga sudah dapat dipastikan meraup keuntungan yang berlebih, kerena dapat dipastikan juga trafik telekomunikasi akan meningkat tajam.
Bagi yang mudik, berhati-hatilah di jalan. Persiapkan segalanya dengan baik. Kalkulasi kebutuhan sesuai dengan barapa lama tinggal di kampung, bawa yag PERLU dan tinggalkan yang TIDAK PERLU. Perjalanan mudik bukanlah perjalanan yang singkat. Pastikan kondisi badan dalam keadaan yang FIT, terlebih bagi yang menggunakan kendaraan sendiri. Cek kondisi mesin, ban, tool kit, kotak P3K, dll.
Selamat mudik lebaran..
0 komentar:
Posting Komentar